Minggu, 08 April 2012

Swiss van Java

Bersejarah sekali bulan April tahun ini,
Jum'at 6 April 2012 penuh kejutan, Dari kabar pernikahan anggota keluarga hingga kedatangan seseorang yang meretas semua nyaliku...

Setelah bertahun tak bertatap muka, Tanpa dinyana di jum'at agung ini sosoknya muncul.
Tak nampak gurat kesedihan dalam Wajah dan sorot matanya sebab dia gagal menikah di jum'at ini
Senyum dikembangkannya menghias sudut sudut bibirnya, diperuntukkan bagi jiwanya yang mencoba tegar sekeras karang. Dan ajaib sepertinya itu berhasil mengelabui setiap Wajah yang menemuinya.

Seorang lakon dari dataran permai yang bertembok gunung gunung, Dimana dataran itu disebutnya ~Swiss van java~
Ranah permai bak permadani hijau dihamparkan di mangkuk besar yang dibatasi gugusan gunung nan gagah.
Lakon itu berparas perkasa, tampan rupawan, pandai Dan berwibawa. Hanya saja dia selalu menutup kisah hidupnya rapat rapat. Tak banyak yang tahu apa sebenarnya yang dia pikirkan Dan hendak dilakukan. Pribadi yang membuat adrenalin ku berdesir desir seperti air terjun yang mengalir deras karena penasaran Akan perangainya yang sukar kutebak dengan semua pengetahuanku. Ahhhh cukuplah berbicara tentang dirinya, tak Ada cacat bagi yang melihat rangkanya. Namun apa yang kulihat kali ini, dia seperti malaikat yang patah sayap namun tetap bisa berkharisma hingga tak seorangpun menyadari Akan sayapnya yang patah itu.

Kembalinya dia melambungkan kembali angan anganku yang telah lama tenggelam dalam perut waktu. Aku bahagia namun juga risau, hingga jutaan kata "akankah" berseliweran di semua jengkal kepalaku. Aku galau, iya aku galau.. Harus bahagia atau malah bersedih. Lakon Dari Swiss van java itu kembali, tapi untuk entah.

Untuk ku, iya.. Ku rasa dia datang memang Hanya untukku, untuk melihatku..

Minggu, 29 Januari 2012

Kenapa malam selalu istimewa

Pernahkah kalian melihat langit gelap bertabur bintang di saat bulan mati?
Kalau belum, kalian harus mencobanya sesekali...
Langit Jakarta tak pernah bersahabat dengan kilau bintang, angkasa malam selalu benderang dengan ruam ruam lampu kota.. Seperti temaram jingga yang menyeruak di semua sudut kota, tak menyisakan gelap pekat untuk meringkuk di dalamnya kecualinya PLN mematikan aliran listrik untuk semua wilayah kota ini,
Saat bulan mati langit tampak permai dengan berjuta juga kilau bintang seperti berlian yang bertaburan di langit ... Dan setiap kilau itu selalu membuat bibirku tak berhenti menyunggingkan senyum sembari terus bertasbih, Allah Maha Besar dengan segala ciptaannya...
Tak terperi betapa luasnya semesta ini, langit benderang seperti berkabut cahaya temaram yang indah, berbagai rasi bintang terlihat jelas, bahkan aku bisa menuliskan inisial nama seseorang yang istimewa itu di langit, hehehe
Di jauh semesta itu pula aku menasbihkan harapan harapanku, membayangkannya melambung di antara bintang bintang yang gemerlapan itu... Rasa rasanya aku tak mau sekalipun mengedipkan mata karena aku tak ingin kehilangan kesempatan untuk melihat bintang jatuh dan segera meretaskan doa sambil memejamkan mata, ahhh betapa keindahan langit malam itu selalu bisa menghidupkan hati yang kelu

Selasa, 24 Januari 2012

Selalu ada hari baru,

Apa yang ada dibenak kalian saat matahari tergelincir di ufuk barat, saat semua orang menyebutnya senja? Hari telah berakhir,.. Iya,hari berakhir bagi hati yang kelu tapi tidak bagi hati yang bergairah... "Hari hanya berganti suasana", begitu bisik hati itu Seperti itulah harapan, melihat apa yang tak nampak di depan melainkan keyakinan akan sesuatu yang lebih baik sedang menunggu.. Hingga hati itu selalu bergairah untuk menjemputnya Bila hati yang kelu itu terjebak di langkah bekunya maka Ia hanya bisa menguraikan pikirannya dengan pandangan menerawang dan bibir yang keriput di kedua ujungnya "tamatlah aku", isaknya lirih, sangat lirih bagi telinga yang hebat sekalipun Tapi apa kemungkinan yang akan dikatakan hati yang bergairah bila Ia terjebak di langkah bekunya? ..."akan ada jalan keluar di kanan dan kiriku, AKU PASTI BISA" dia berteriak lantang! Gairahnya menyulut semua sisa energi yang membakar harapan, mengobarkan semangat Dan selanjutnya dia berjuang, berusaha melebihi kata rata-rata Niscaya setiap usaha itu akan dibayar lunas, Laiknya hati yang sabar melewati malam pekat dan akan dibayar lunas dengan fajar yang benderang

Minggu, 22 Januari 2012

Mengenal Entah...


… pandangan pertama,
kehidupan ini seperti alat panca indra, butuh dirangsang baru bisa merasakan,
menggambarkan lalu menilainya
dan seperti itulah kamu, kalian akan menggambarkanku
mengenaliku lebih dekat
merangsang semua panca indraku, dengan apapun yang ingin kalian rasakan
agar aku mengerti, memahami apa yang ada di dalam hasrat dan keinginan pikiranmu
menjadi dekat akan lebih baik bukan?
untukku belajar menjadi lebih jujur, kepada kalian juga kepada diriku sendiri
dan berharap akan hasil akhir yang terbaik,
… kesan pertama