Rabu, 12 Juni 2013

Ah Begitulah Cinta,... (Re-Write 'Raka,')


Re-write 'Raka,' by @miaofme
nie cerita jadi konyol banget dah, kampreettt!!!! semoga kesan romantis di cerita aslinya gak ikutan buyar.
*sigh*
_______________________________________________________________________________

INDAH. Sepertinya hanya itu yang bisa kukatakan untuk menggambarkan waktu itu. Memang bukan waktu silam, karena terjadinya juga tidak dapat dituliskan dengan tanggal, bulan, tahun, detik, menit, jam, tempat, suasana, dan berbagai setting yang jelas. Kenapa??? Ah sebaiknya kalian baca saja dulu.

Alkisah hiduplah seekor manusia, eh… seorang manusia. Namanya “Hanya”
Hanya ini jatuh cinta pada seseorang yang bernama “SAJA”

Suatu hari si Hanya yang cinta gila pada Saja setelah bertahun-tahun lamanya, tiba-tiba mendapatkan kunjungan dadakan. Kunjungan mendadak itu terjadi di pagi buta, ketika matahari masih merem melek. Tok tok tok….Begitulah suara pintu terdengar diketok dari luar.

Telinga hanya menangkap sinyal itu dan meneruskannya ke otaknya yang masih tertidur. “hoaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh” dengan malas dia bangun dan menyentuh gagang pintu. “kleekkk” dibukanya pintu itu dan tanpa 1,2.3 (kalau bahasa gahul ala koreanya Hana, Dul, Set..), seseorang tampak seperti bayangan langsung menyeruak dari luar dan bergelanggang ke dalam. “Ow…” Si Hanya bingung, terkejut, mata berkedip-kedip dan akhirnya dia menyadari ada banyak belek di matanya. Dengan cepat dia membersihkan matanya. Seseorang yang barusan masuk ke kamar itu pun ternyata adalah sosok lelaki berparas menawan yang selalu menjadi pangeran dalam mimpi Hanya. “Am I dreaming?” Hanya menepuk-nepuk wajahnya. Si lelaki berdiri dengan mata sambil mencari-cari sesuatu. “Paspor kamu mana?”

“i….itu.. di laci dalam lemari” Sekonyong-konyong dia membuka lemari dan menggeret laci di dalamnya keluar. Paspor Hanya pun mentereng keluar tanpa suara (Ya iyalah..sejak kapan paspor bisa ngomong?)
Dia mengambil paspor itu dan mengambil tas ransel yang tergeletak di sudut kamar Hanya. Dia mengambil beberapa barang yang tak sempat Hanya lihat karena Hanya masih tertegun saja melihat ulah lelaki yang sebenarnya baru saja berdansa ria di dalam mimpinya.

“Cepat cuci muka dan ganti pakaianmu. Aku tunggu di luar yah!”

Seperti ada komando dari Presiden RI dan jika tidak dilakukan maka Hanya akan dihukum gantung, dia langsung bergegas ke kamar mandi. Hanya menggosok gigi, mencuci muka. Kyaaa….dingin… maklum saja itu masih subuh. Hanya mengikat rambutnya dengan gaya ala-ala.  Dan meski tak percaya diri, Hanya berjalan keluar menemui lelaki rupawan itu di ruang tamu.

“Kita pergi sekarang” Dan sebuah taksi biru gagah berdiri de dapan kos Hanya. (sejak kapan yah taksi berdiri? Hahahahhaa)

Di sepanjang perjalanan mahluk bernama Saja itu diam. Ketika membuka mulut dia cuma meminta Hanya untuk tidur kembali” ah kejam sekali. Memangnya dia tidak tau kalau otak Hanya masih berbolak balik mencari tau apa yang terjadi? Memangnya dia tidak tau kalau situasi itu membuat jantung Hanya berdegup lebih kencang seperti boomerang yang mau perang? Tapi lagi-lagi seperti komando dari Raja Fir’aun (hehe bukan lagi Presiden) Hanya merem saja. Dan “hei”. Tiba-tiba sentuhan lembut tangan yang hangat menggelayut di pipi kanan Hanya. Ketika mata Hanya terbuka dia melihat wajah rupawan itu lagi. Dia sedikit terkejut dan masih berpikir itu mimpi. “yah, terkadang sesuatu terlalu indah untuk jadi nyata” begitulah Hanya selalu berpikir. But hey…. This isn’t a dream…..

Ternyata si Hanya dan si Saja sudah ada di bandara Soeta. Mereka ada di penerbangan internasional dengan tujuan Pukhet. Wowww… si Hanya tersenyum dan ingin berteriak rasanya. Tapi tidak mungkin dia tiba-tiba berlari dan memeluk si Saja yang saat itu mengurusi pembayaran tax. Satu setengah jam kemudian, keduanya sudah berada di dalam pesawat, meluncur ke Thailand.

****
Phuket beach sungguh indah di pandang mata. Baru sampai di resort itu keduanya langsung masuk hotel dan sarapan. Maklum keduanya memang membutuhkan asupan energi. Selepas sarapan keduanya langsung kembali ke hotel. Tidur. Kali ini Saja tidur bersebelahan dengan si Hanya. Sontak saja itu membuat Hanya berdebar-debar. Dia masih beranggapan itu mimpi. Tapi si Saja tidur seperti bayi hingga beberapa saat kemudian terdengar suara dengkuran. Owww…. Ternyata pangeran juga bisa mendengkur yah?? Dan setelah beberapa menit… tuuuuuuuttt… Kyaa……… dia kentut. Si Hanya hanya bisa menahan tawa. Dia membiarkan Saja tidur pulas sambil memandangi wajahnya. Tapi lama-lama rasa kantuk menjangkit padanya dan dia pun tidur.

****
Ada pembicaraan menarik setelah mereka berdua bangun.

Suasana di resort itu benar-benar indah. Sejuk, lembut, dan senja menggantung di ufuk barat. Very nice.
Mereka berdua duduk di balkon kamar hotel sambil menikmati pemandangan pantai yang ada di depan mata mereka. Angin sepoi-sepoi menyambut wajah mereka. Saja tiba-tiba membuka mulut.

‘Aku ingin kau dengarkan aku dengan baik karena perkataan ini sudah aku tunggu sejak lama. Aku mengajakmu kesini karena aku tidak bisa mengatakannya di Jakarta. Terlalu rahasia bagiku dan aku tidak ingin seorang pun tahu selain kau dan aku”

Si Hanya antusias mendengar itu. Dia hanya mengangguk dan matanya berkedip-kedip.

Si Hanya melihat pupil mata Saja membesar yang hanya terjadi jika seseorang berbicara pada orang yang dia sukai. Dan tepat sekali, GR lah si Hanya. Otaknya kembali bugar dan mampu berpikir kalau orang tersebut memang jatuh cinta padanya dengan pupil seperti itu. Kemudian dia menyimak perkataan Saja dengan baik.

‘Aku ingin hal ini hanya menjadi milik kita berdua, bukan orang lain. sudah terlalu lama aku menimbang-nimbang. Ragu dengan apa yang sudah melekat di hati juga pikiranku sejak pertama kali kita bertemu. Aku terlalu naïf. Takut dengan pendapat dan pandangan publik. Dan sejak itu aku memulai membuat jarak denganmu. Aku mengacuhkanmu. Namun tak pernah sekalipun aku mengabaikanmu, hanya saja aku melakukannya seperti mata-mata. Memperhatikanmu dari jauh. Menjagamu dari jauh.’

‘Aku bisa bertahan dan cukup tenang hingga sekarang karena aku merasa tidak pernah kehilanganmu. Walaupun kita terpisah semenjak akhir sekolah dulu. Tapi aku bisa sangat yakin jika kamu tidak pernah berhenti mencintaiku.’ 

‘Maafin aku yang sudah membuatmu menanti terlalu lama, maafin aku yang tidak bisa mengapreasikan perasaanku dengan baik. Maafin aku yang tidak pandai memilih kata. Maafin aku yang selalu membuatmu kecewa setiap kali kita bertemu. Maafin aku yang tidak peka dengan maksud dan bahasamu. Bertahun-tahun aku mememdam, melihatmu dari jauh, meratapi kebodohanku karena ego yang tidak bisa kukalahkan ketika itu.’

‘Karena kamu, aku bisa terus hidup. Bisa semangat menahan tekanan apapun. Cukup dengan membaca semua tweetmu, membaca perasaanmu kepadaku. Aku merasa hidupku masih utuh, impianku masih benderang. Hampir setiap hari selama bertahun-tahun itu aku belajar tentangmu. Belajar tentang apa saja yang membuatmu senang, yang membuatmu tertawa, yang membuatku nyaman,.. yang membuatmu sedih. Tapi sejujurnya aku tidak pernah benar-benar tahu harus berbuat apa kepadamu. Jadi tolong ajari aku, bersabarlah terhadapku. Jangan lelah mencintaiku.’

‘Aku tidak ingin kehilanganmu, untuk saat ini ataupun seterusnya.’

Tuuuut… tiba-tiba Hanya kentut. Dia ternyata sangat gugup menerima pengakuan seperti itu. Saja pun tidak kalah terkejut karena bagaimana mungkin Hanya berani kentut di depannya dengan cara mengenaskan seperti itu. Bau nya pun merajalela. Astagaa………………….

“Bagaimana mungkin kamu kentut sembarangan seperti itu? Aku sudah menunggu waktu bertahun-tahun untuk ini tapi kamu rusak dengan kentut baumu itu” Umpat Saja

Mendengar itu Si Hanya tidak terima. Dia teringat Saja juga kentut sembarangan ketika tidur

“heh, namanya juga kentut. Aku nggak sengaja tau. Sapa suruh bikin pengakuan semendadak ini. Kamu pikir aku tidak terkejut? Kamu pikir aku nggak nunggu saat-saat kayak gini juga? Yang lebih menderita itu aku yah.. Udah sembarangan bawa anak orang kesini tanpa babibu… Aku ini masih syok karena kedatangan kamu yang tiba-tiba dan perjalanan kita disini, lalu kita ada disini saat ini, dan sekarang semakin membludak dengan pengakuanmu itu. Perutku juga ikut syok dan akhirnya gas di dalamnya ikut muntap keluar. Salah siapa itu?? Dan waktu tidur kamu juga kentut dan baunya dua kali lipat dari punyaku. ”

Hahhahaa…. Dan pembicaraan keduanya berakhir dengan tawa. Saja yang selalu jaim dan dingin di depan mata Hanya untuk pertama kalinya tertawa terpingkal-pingkal. Dia benar-benar tertawa lepas dan sudah jelas di mata keduanya yang penuh dengan rasa lega. Ah begitulah cinta….

Sekejap setelah gelak tawa itu mengembang, si Hanya membuka matanya. “Yahhhh… Ternyata memang mimpi”
Yah itulah kenapa cerita ini tidak bisa dituliskan dengan tanggal, bulan, tahun, detik, menit, jam, situasi, dan segala setting apapun, karena terjadinya di dalam mimpi. 
Sekian.

1 komentar:

  1. keren kan?? tapi cerita akhirnya mesti di posting juga dong bang.... hhehehheee

    BalasHapus