Rabu, 05 Juni 2013

Bulan


Ketika aku berbicara pada bulan, ataupun ketika aku berbisik pada angin, hanya ada namamu disana. Separuh nyawaku yang kutitipkan kepada semesta. Detak jantungku yang berdebar setiap bayanganmu datang. Seperti nafas yang kuhela. Aku tahu kamu disana, mengingatku.

Pernahkah kamu mendengarku memanggilmu? Karena saat malam aku berbicara kepada Bulan, berharap kamu mendengarku. Dan aku tetap berusaha berbicara kepadamu, kepada Bulan. Mengharap kaupun berbicara kepadaku. 

Mereka mengiraku gila. Orang-orang itu menuduhku gila. Mereka tak tahu apa yang kutahu. Mereka hanya melihat namun tidak mengerti. Karena hanya kamulah yang kumiliki. Melihat, itu bukan percaya. Sedangkan percaya sudah tentu melihat.

Aku yang duduk seorang diri di bawah sinar Rembulan. Aku yang sedang berbicara kepada Rembulan. Mengharapkan kau mendengar rindu di hatiku. Karena Bulan yang kulihat saat ini sama seperti yang kaulihat. 

Apa kamu bisa mendengarkan(suara-hati)ku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar