Rabu, 17 Juli 2013

Day #8 Palestina, Pilu yang Tertoreh


Inilah negeri yang tersebut di dalam kitab suci Allah. Tempat Masjidil Aqsa berada. Masjid suci yang keberadaannya semakin hari semakin terancam akan dihancurkan oleh zionis Israel. Inilah negeri tempat tangis pilu lebih tergaung daripada senyum dan tawa. Inilah Palestina, tanah para syuhada.
Kajian Dhuhur siang ini terasa sangat spesial karena dihadiri oleh Syaikh Toha Yusuf dari Gaza, Palestina. Beliau bercerita singkat tentang Gaza. Tentang negeri yang dihantui teror dan perang. Saat ini Gaza bisa diibaratkan seperti manusia yang dipenjara dan dibiarkan mati dengan perlahan-lahan. Semua pintu-pintu yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar tertutup rapat.
Zionis Israel memberlakukan embargo pada semua jalur menuju Gaza. Tak ada pesawat yang boleh melintasi ataupun mendarat di Gaza. Penduduk Gaza hanya boleh melaut tidak lebih dari 3 mil jauhnya, luas laut selebihnya adalah hak dari zionis Israel. Demikian juga dengan jalur darat. Hanya ada dua pintu yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar. Pertama melalui Israel yang mana pintu ini sudah lama tertutup. Berikutnya pintu melalui Mesir. Pemerintah Mesir yang dulu adalah penopang bagi urat nadi kehidupan Gaza. Pintu perbatasan terbuka lebar untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan juga untuk jual beli kebutuhan pokok masyarakat Gaza. Namun kenyataan saat ini, saat suhu politik Mesir memanas. Pintu perbatasan itu ikut tertutup rapat. Mesir beralasan ditutupnya pintu tersebut demi keamanan. Tapi kita semua tahu, hal itu hanyalah sekedar alibi. Mesir tak lagi pembela seperti dulu. Pemerintahan militer yang baru lebih terlihat Pro-barat dan Israel.
Gaza terisolasi. Pintu perbatasan sebagai harapan menuju Mesir masih tertutup rapat. Bahkan terowongan yang dahulu sebagai jalan kasat mata menuju Mesir juga telah dihancurkan. Ada sekitar 40-an pasien yang tervonis penyakit akut di Rumah Sakit Gaza terancam kematian karena minimnya obat-obatan dan alat bantuan medik. Pasokan listrik sudah sangat sulit di dapatkan, dan hal ini yang menjadikan sistem operasional di Rumah Sakit menjadi tidak maksimal. Pasien tersebut harus dirawat di rumah sakit yang ada di Mesir. Namun itu hanya seperti harapan kosong, karena pintu perbatasan masih tertutup rapat. Pemerintah sedang berupaya untuk mencari sumber daya alternatif selaim BBM. Agar Gaza tak serta merta lumpuh.
Sebagai saudara semuslim. Saya trenyuh mendengar cerita ini. merasa lumpuh dengan minimnya bantuan yang bisa saya berikan. Saya ingat tentang hadis Rosullullah. Bahwa kita, muslim, adalah bersaudara. Ibarat tubuh kita, jika lengan kita dicubit, maka tak hanya lengan yang merasakan sakit tetapi seluruh tubuh ini juga merasakan rasa sakit itu. Seperti itulah pilu yang mendera saya.
Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahim. Aku panjatkan doa kepadaMU untuk saudara-saudara kami di Palestina yang saat ini tengah Engkau uji dengan cobaan. Berikanlah mereka kesabaran yang luas dan keikhlasan yang tulus. Lunakkan hati manusia-manusia yang sudah menzalimi saudara-saudara kami disana. Kembalikanlah Palestina sebagai negeri yang tentram. Negeri yang dinaungi kasih dan sayang. Ampunilah dosa-dosa kami ya Illahi Rabbi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar