Inilah negeri yang tersebut di dalam
kitab suci Allah. Tempat Masjidil Aqsa berada. Masjid suci yang keberadaannya semakin
hari semakin terancam akan dihancurkan oleh zionis Israel. Inilah negeri tempat
tangis pilu lebih tergaung daripada senyum dan tawa. Inilah Palestina, tanah
para syuhada.
Kajian Dhuhur siang ini terasa
sangat spesial karena dihadiri oleh Syaikh Toha Yusuf dari Gaza, Palestina.
Beliau bercerita singkat tentang Gaza. Tentang negeri yang dihantui teror dan
perang. Saat ini Gaza bisa diibaratkan seperti manusia yang dipenjara dan
dibiarkan mati dengan perlahan-lahan. Semua pintu-pintu yang menghubungkan Gaza
dengan dunia luar tertutup rapat.
Zionis Israel memberlakukan embargo
pada semua jalur menuju Gaza. Tak ada pesawat yang boleh melintasi ataupun
mendarat di Gaza. Penduduk Gaza hanya boleh melaut tidak lebih dari 3 mil
jauhnya, luas laut selebihnya adalah hak dari zionis Israel. Demikian juga
dengan jalur darat. Hanya ada dua pintu yang menghubungkan Gaza dengan dunia
luar. Pertama melalui Israel yang mana pintu ini sudah lama tertutup.
Berikutnya pintu melalui Mesir. Pemerintah Mesir yang dulu adalah penopang bagi
urat nadi kehidupan Gaza. Pintu perbatasan terbuka lebar untuk menyalurkan
bantuan kemanusiaan juga untuk jual beli kebutuhan pokok masyarakat Gaza. Namun
kenyataan saat ini, saat suhu politik Mesir memanas. Pintu perbatasan itu ikut
tertutup rapat. Mesir beralasan ditutupnya pintu tersebut demi keamanan. Tapi
kita semua tahu, hal itu hanyalah sekedar alibi. Mesir tak lagi pembela seperti
dulu. Pemerintahan militer yang baru lebih terlihat Pro-barat dan Israel.
Gaza terisolasi. Pintu perbatasan
sebagai harapan menuju Mesir masih tertutup rapat. Bahkan terowongan yang
dahulu sebagai jalan kasat mata menuju Mesir juga telah dihancurkan. Ada
sekitar 40-an pasien yang tervonis penyakit akut di Rumah Sakit Gaza terancam
kematian karena minimnya obat-obatan dan alat bantuan medik. Pasokan listrik
sudah sangat sulit di dapatkan, dan hal ini yang menjadikan sistem operasional
di Rumah Sakit menjadi tidak maksimal. Pasien tersebut harus dirawat di rumah
sakit yang ada di Mesir. Namun itu hanya seperti harapan kosong, karena pintu
perbatasan masih tertutup rapat. Pemerintah sedang berupaya untuk mencari
sumber daya alternatif selaim BBM. Agar Gaza tak serta merta lumpuh.
Sebagai saudara semuslim. Saya trenyuh mendengar cerita ini. merasa
lumpuh dengan minimnya bantuan yang bisa saya berikan. Saya ingat tentang hadis
Rosullullah. Bahwa kita, muslim, adalah bersaudara. Ibarat tubuh kita, jika
lengan kita dicubit, maka tak hanya lengan yang merasakan sakit tetapi seluruh
tubuh ini juga merasakan rasa sakit itu. Seperti itulah pilu yang mendera saya.
Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahim. Aku
panjatkan doa kepadaMU untuk saudara-saudara kami di Palestina yang saat ini
tengah Engkau uji dengan cobaan. Berikanlah mereka kesabaran yang luas dan
keikhlasan yang tulus. Lunakkan hati manusia-manusia yang sudah menzalimi
saudara-saudara kami disana. Kembalikanlah Palestina sebagai negeri yang
tentram. Negeri yang dinaungi kasih dan sayang. Ampunilah dosa-dosa kami ya
Illahi Rabbi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar