Apa yang ada dibenak anda jika saya menanyakan, apa arti
Guru menurut anda?
Saya memiliki seorang teman
perempuan yang kebetulan dia berprofesi sebagai guru. Awalnya saya sedikit
meragukan kenyataan ini bahwa dia adalah seorang guru. Menurut saya, profesi
guru membutuhkan seseorang yang telaten dan sabar. Nah, teman saya ini boleh
dibilang orang yang telaten dan ulet. Tetapi jika harus menghadapi siswa didik.
Hmmm, saya tidak yakin dia bisa teramat sangat berkompromi dengan kenakalan
remaja jaman sekarang. Ternyata praduga saya tersebut salah besar. Dia bisa
bertahan sampai sekarang dan justru mencintai profesinya.
Pernah saya bertanya kepadanya. Bagaimana
rasanya menjadi seorang guru? Jawaban darinya sangat menyentuh hati saya.
“Rasanya menjadi guru. Penuh pengabdian.
Awalnya aneh, tapi lama-lama bisa menerima dan akhirnya mencintai. Penuh perjuangan
untuk menjadi seorang guru serta keikhlasan dari suami yang merelakan instrinya
mengabdi. Berjuang untuk anak-anak,”
Bisa saya bayangkan besarnya cinta
yang menyeruak dari dalam hatinya. Menjadi guru adalah jalan hidup yang indah. Bisa
menjadi seseorang yang bisa membagikan ilmunya kepada calon-calon pemimpin
bangsa.
Saya ingat dengan tulisan saya
sebelumnya tentang ‘Kantorku surgaku’. Bagi saya, Guru adalah seorang muzakki
ilmu, yaitu seseorang yang berderma dengan ilmunya. Seperti kutipan salah satu
hadist nabi berikut :
Dari
Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhammad pernah bersabda : “Janganlah ingin
seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi
Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar. Kedua orang yang
diberi Allah Al-hikmah dan ia berperilaku sesuai dengannya serta mengajarkannya
kepada orang lain,” (HR Bukhari)
Hadist di atas mengandung pokok
materi bahwa seorang muslim harus merasa iri dalam beberap hal. Memang iri atau
perbuatan hasud adalah perbuatan yang
dilarang dalam ajaran Islam. Tetapi ada dua hasud
yang harus ada pada diri seorang muslim. Pertama menginginkan banyak harta dan
kemudian membelanjakannya di jalan Allah, seperti dengan berinfaq, shadaqah,
dan lainnya. Harta ini tidak digunakan untuk berbuat dosa dan maksiat kepada
Allah. Kedua, menginginkan ilmu seperti yang dimiliki orang lain. kemudian ilmu
itu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga diajarkan kepada orang lain dengan ikhlas.
Guru adalah profesi yang sangat
mulia. Tentunya jika profesi ini benar-benar diamalkan dengan ikhlas dan benar.
Tak sedikit kabar miring tentang profesi seorang guru yang beredar belakangan
ini. Namun semua itu kembali lagi terhadap masing-masing pribadi. Apakah dia
menghargai profesinya sebagai seorang guru dan mengamalkannya dengan
sebenar-benarnya takwa. Atau justru memanfaatkan profesinya tersebut hanya
untuk kepentingan sepihak tanpa memandangnya sebagai jihad di jalan Allah.
Pahlawan tanpa tanda jasa. Sang
muzakki ilmu. Surgamu tak pernah jauh dari setiap tapak langkah kakimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar