Rewrite
By @miaofme ...
aku
sampe pengen nangis bacanya karena nahan ketawa, terbukti banget, kalah telak,
mentah-mentah,.. aku masih ingusan banget nie buat jadi penulis huaaaa....
*nangis jerit-jerit*
***
Pernahkah
kamu merasakan detak jantungmu seolah berlari ratusan meter dalam waktu satu
menit? Aah alih-alih itu terjadi, pasti kamu sudah koit duluan alias mati.
Hahhaha.... tapi itu terjadi dalam dunia cinta. Wow, iya apa sih yang tidak
bisa ada dalam percintaan. Orang mati dilangkahin kucing....hidup looh!!!
(huahahahhaaa). Intinya tidak ada yang tidak mungkin dalam urusan cinta. Orang
waras bisa berubah jadi gila. Bahkan gila sejadi-jadinya.
Tapi,
tau kah kau? Itu terjadi padaku. Tentunya dengan segala jenis hiperbola cinta
yang bisa menjadikan semua yang biasa menjadi di luar biasa. Hehehehe
Yah
waktu itu aku masih SMA. Wow jadul banget!
Tapi
yang pasti, masa itu adalah bagian cerita cintaku yang tak akan pernah bisa
terhapus begitu saja.
Seseorang
tiba-tiba muncul di belakangku dengan motor berbiru-biru...ah indahnya.
Meskipun orang lain mungkin melihat, yah itu motor biasa aja, tapi bagiku semua
yang berhubungan dengan dia akan menjadi jauh dari kata sederhana dan biasa.
Aku melihatnya dengan penglihatan cintaku dan duaarrrr tuh motor berubah
menjadi super indah...indaaaaaahhh sekali. Dia menyapaku pelan.
“Mau
kemana?”
“Pulang”
“Kok sendirian, temenmu mana?”
“Oh, dia udah duluan tadi, aku sholat dulu
soalnya”
“Mau bareng?”
“Gak usah, aku naik angkot saja di depan nanti”
“Udah bareng aja, panas gini. Searah juga kan,”
“Hmmm,”
“Udah ayo,”
“Ya udah, maaf jadi ngerepotin”
“Iya gak pa-pa”
Jika
dihitung dengan menit jam, sebenarnya pembicaraan itu berlangsung terlalu
cepat. Bahkan dalam hitungan 10 kali kedipan mata, pembicaraan itu sudah buyar.
Yah, mau bagaimana lagi. Aku dan dia memang selalu seperti itu. Irit bicara.
Bukan karena aku tidak suka bicara atau karena aku pendiam, tapi karena jika
berada di dekatnya lidahku jadi kelu dan aku jadi mati kaku, bisu, aaah
pokoknya semuanya yang serba u lah.
Ketika
berada di boncengan motor biru itu, aku hanya bisa memajang wajah tanpa mimik
(aaah hiperbola lagi). Aku memandangi bagian tubuh indahnya...oh punggung!!
Bagaimana mungkin punggung yang juga sama dengan milik orang-orang lainnya bisa
menjadi begitu berbeda. Seolah aku melihat cahaya disana. Dan punggung itu
menggodaku. “hayoooo......kamu pengen meluk akuu kaaan?”
Aduuuhh..
tuh punggung genit banget sih.... bisa-bisanya dia bicara seperti itu. Aku
sudah menahan ribuan peluh nih. Dadaku juga menjadi tidak wajar rasanya. Sesak,
kembang kempis, jingkrak-jingkrak, dan aaah sejuta rasanya....dan si punggung
malah makin memeriahkan suasana itu. Ya Tuhan....!!! Capeeek deeehhhh!!!!
Angin juga
sepoi-sepoi. Maklum saja dengan naik motor seperti itu, mustahil bin mustahal
jika tidak ada angin. Iya kaaannn?? Dan si angin juga ikutan nimbrung godain
aku...... “ayoo peluk.... kalo ada aku pasti akan sangat dingin kaaan? Dengan
sedikit pelukan...aah pasti hangat looh.. dont you want to try?”
Kyaaaa.....
punggung dan angin sama-sama menyebalkan!!!
Detik,
menit berlalu. Tak sadar aku sudah sampai di tempat tujuanku. Dia pun
berlalu!!!!! Si punggung berlalu juga. Dia “mendadaiku” melambai-lambai....
mengundang sedih dan bahagiaku. Oooh dunia terasa berhenti ketika itu. Waktu
menjadi hanya milikku seorang. Indahnya hidup ini. Andai saja waktu ini
selamanya menjadi milikku.. aku akan menjadi manusia paling bahagia di dunia
ini.