Rabu, 29 Mei 2013

E-Q-U-A-L


Alexandra, 27 tahun, workaholic banker penikmat hidup yang seharusnya punya masa depan cerah. Harusnya. Sampai ia bercerai dan merasa dirinya damaged good. Percaya bahwa kita hanya bisa disakiti oleh orang yang kita cintai, jadi membenci selalu jadi pilihan yang benar. Little did she know that fate has a way of changing just when she doesn’t want it to. - Divortiare

On January 23rd 2011,  Alexandra – the woman you’ve all known from the book Divortiare – discovered the fun of Twitter through her account @alexandrarheaw. These are the collections of her tweets on her everyday life and not-so private thoughts that will finally answer the question : ‘can you love and hate someone so much at the same time?” - Twivortiare

Itu isi penggalan dari 2 series Novel (ada 4 novel dalam satu rangkaian, A Happy Yuppy Wedding, Divortiare, Antologi Rasa, Twivortiare) karya Ika Natassa. Kisah Alex dan Beno. Saya ndak perlu lagi untuk mereview isi masing-masing novel itu karena sudah banyak blogger yang mereviewnya dengan baik. Hanya merasa karakter Beno itu sedikit sama dengan karakternya si Ndoro Bei hahahaha..

Jadi saya hanya mau ngebahas tentang Beno yang notabene kok kayak karakternya si Ndoro Bei itu, ckckck. Beno is so romantic with his sweet little gestures or attitudes or everything he said. Tapi dia sama sekali gak sadar! Jadi romantisnya itu bener-bener alami dan natural dan ga dibikin-bikin. Yah walaupun orangnya kaku banget, nerd, cemburuan abis, posesif, tukang marah, gak bisa ditebak isi pikirannya apa, gak jelas dengan maksud omongannya apa, tapi itu karena besarnya cintanya sama Alex (dari pengakuannya sie, no doubt!)

Jadi kalo si Alex ngetweet "Just because someone doesn't love you the way you want him to, doesn't mean he doesn't love you with everything he has" itu bener banget. Karakter orang kan beda-beda yah, jadi gak bisa dipukul rata apalagi harus distandartkan. Kalau kenyataannya si Ndoro Bei itu kaku banget kalo mengapreasikan isi hatinya kepada pacarnya, itu harus bisa dimaklumi. Dia termasuk yang segelintir perlu untuk di-ajari cara mengungkapkan sesuatu dengan lebih baik.

Well, ada satu suratnya Beno buat Alex (akhirnya, surat cinta pertama yang berhasil dituliskan Beno) yang menjawab semua dugaan atau pertanyaan-pertanyaan Alex ketika Beno tidak bisa mengatakan isi hatinya dengan baik.  

Dear Alexandra,

Terima kasih ya tadi malam udah menyelimutiku. Bangun tidur dan merasakan badanku hangat karena diselimuti kamu itu rasanya tenang dan lega, Lex.. Bahwa kamu masih mau perhatiin aku, walaupun saat ini ngomong sama aku pun kamu ga mau lagi. Terima kasih selama ini kamu jg memberikan perhatian, rasa tenang, dan hangat itu padaku tiap malam.

...

Sepanjang hari aku hidup untuk meolong orang, sepanjang hari itu juga aku bertahan karena aku tau setiap hari yang berat itu aku punya kamu sebagai tujuan pulang. Setiap aku merasa capek banget berdiri seharian demi membedah orang, aku ingat bahwa nanti waktu aku pulang ke rumah, ada kamu yang meluk aku.. yang ngelus2 punggung aku yang pegel banget ini,

Alexandra. Tau bahwa ada kamu di rumah setiap malam adalah satu-satunya hal yang bisa bikin aku bertahan dalam tekanan apapun yang aku hadapi tiap hari di rumah sakit. My patients owe their live not to me, but to you, because you are the one who can make me function every single day..

Maafin aku Lex, karena disaat kamu ngerti banget gimana bikin aku bahagia, suami kamu ini justru ga ngerti gimana caranya kamu merasakan hal yg sama. Merasa disayangi, diperhatikan, dijadikan nomer satu, seperti yang kamu berikan padaku. Jadi spy aku bisa jadi suami yang lenih baik buat kamu... mohon bersabar dan ajari aku ya.

Hampir 7 tahun, tiap hari aku belajar kamu, Lex. Aku belajar apa aja yang bikin kamu seneng, yang bikin kamu tertawa, yang bikin kamu sedih. Aku merasa gagal banget waktu sadar bahwa bertahun-tahun aku belajar kamu, aku masih juga nyakitin kamu. Disaat aku merasa udah hafal apa aja yang bikin kamu nangis, jadi aku menghindari semua hal itu, air mata kamu masih jatuh juga, Lex..

Aku ga pinter dgn kata-kata. Aku juga gak pinter nunjukin perasaan aku. aku mungkin juga ga pinter menjaga perasaan kamu. Tapi aku pengen kamu tau kalo aku cinta mati sama kamu Alexandra. Aku ga mau perempuan lain sampai kapanpun. Jadi, ajari aku ya, Lex.. Mohon sabar dan ajari Beno-nya kamu ini supaya bisa bikin kamu ngerasain cinta matinya aku sama kamu tiap hari..

Maaf aku harus minta maaf pake tulisan tangan yang jelek ini. Aku takut salah bicara dan makin nyakitin kamu kalo aku ngomong langsung, yang. Udahan ya marahnya, yang..
...

Beno.

So, seperti itulah relationship. Dari yang berbeda dijadikan satu agar belajar untuk saling memaklumi dan memahami. 

Commitment is a funny thing, you know? It’s almost like getting a tattoo. You think and you think and you think before you get one. And once you get one, it sticks to you hard and deep. 
Ika Natassa, Divortiare

Tidak ada komentar:

Posting Komentar