Sedang apa kamu saat ini? Apa kamu
memikirkanku? Rindukah dirimu padaku?
Kuhela nafas cukup dalam dan kemudian kulepaskan
dengan sangat perlahan. Mataku terasa panas namun sebisa mungkin kutahan agar
airmataku tak ikut tumpah. Jari-jari kakiku semakin kutanamkan ke dalam pasir. Hangat
pasir pantai melenakkan emosiku. Semilir angin senja memainkan ujung rambutku. Debur
ombak seperti berlomba untuk menghiburku. Kurebahkan diriku diatas pasir putih
ini, kupejamkan mataku, kudengarkan debur ombak dengan sepenuh hati. Dan senyummu
sudah kembali hadir di pandangan mataku yang tertutup.
Kamu tahu, semua orang menyuruhku
untuk menyerah. Mereka menganggapku gila. Mereka merasa aku sudah melakukan hal
yang sia-sia. “buat apa kamu memikirkannya hingga seperti ini, sementara belum
tentu dia juga memikirkanmu.” atau “apa yang kamu harapkan dari penantian
semumu ini? Apa kamu merasa semua ini aka nada ujungnya? 12 tahun bukan waktu
yang sebentar. Kamu sudah membuang waktumu percuma. Bahkan kamupun tidak pernah
tahu apa sebenarnya maunya orang itu. Sadarlah, jangan kau sia-siakan lagi
waktumu.” Dan masih banyak lagi nasehat yang lain dari mereka.
Aku tahu mereka sangat khawatir
denganku. Aku tahu mereka sangat menyayangiku. Namun memanipulasi otak bukan
hal yang mudah buatku. Bertahun-tahun aku membuka diri. Mengenal wajah-wajah
baru. Mencoba membuka hubungan dengan mereka yang terpilih. Tapi tak pernah ada
yang berlangsung lama. Hatiku tak bisa berbohong, aku tak pernah bisa mencintai
mereka. Baiknya mereka selalu bisa menerima keputusanku dengan lapang dada. Mereka
bisa benar-benar memaklumiku.
Seperti inikah jatuh cinta? Tapi mengapa
serumit ini?
Bayanganku tentang cinta itu seperti seseorang
yang di taburi kebahagiaan setiap hari. Tak ada duka di wajahnya. Setiap hari
jantungnya selalu berdegup kencang, senyumnya cerah, matanya berbinar. Dan sebenarnya
seperti itulah yang ku alami. Cukup dengan mengingatmu bahagia maka aku akan bahagia.
Bahkan jika boleh dibilang, mendengar suara kentutmupun aku sudah berbahagia
atau melihat sandalmu berjajaran dengan sandalku saja, hatiku sudah
berbunga-bunga. Sesederhana itu aku memaknai cinta.
Dan berpisah denganmu saat itu
ternyata membawa duka yang begitu dalam buatku. Kupikir perpisahan saat itu
akan bisa membawa kebaikkan buatku. Dengan bergulirnya waktu, aku akan bisa
melupakanmu. Namun aku salah. Jarak justru menjadi pemicu rindu yang menyeruak.
Tiada detik tanpa mengingatmu. Tiada malam tanpa rindu kepadamu. Aku seperti
berjalan di dinginnya gurun pasir hanya dengan selembar kain tipis. Sedikit demi
sedikit aku memendam sakit di dalam dadaku. Aku baru menyadari jika jatuh cinta
akan sesakit itu.
Aku menghitung setiap purnama yang
kujumpai. Mendambakan wajahmu hadir dalam setiap mimpiku. Melihat kembali
senyummu. Mendengar renyah suara tawamu. Menyentuh jemarimu. Atau melihat
punggungmu dengan hati yang berbunga-bunga saat kau memboncengku di atas motor
kesayanganmu itu. Atau saat melihat kau memetik gitarmu dengan suka cita. Suara
merdumu saat kau menyanyikan lagu itu. Lagu yang kukira itu adalah bahasamu
kepadaku.
So lately,
I've been wondering
Who will be there to take my place
When I'm gone, you'll need love
To light the shadows on your face
If a great wave should fall
It would fall upon us all
And between the sand and stone
Could you make it on your own
If I could, then I would
I'll go wherever you will go
Way up high or down low
I'll go wherever you will go
And maybe, I'll find out
The way to make it back someday
To watch you, to guide you
Through the darkest of your days
If a great wave should fall
It would fall upon us all
Well I hope there's someone out there
Who can bring me back to you
Who will be there to take my place
When I'm gone, you'll need love
To light the shadows on your face
If a great wave should fall
It would fall upon us all
And between the sand and stone
Could you make it on your own
If I could, then I would
I'll go wherever you will go
Way up high or down low
I'll go wherever you will go
And maybe, I'll find out
The way to make it back someday
To watch you, to guide you
Through the darkest of your days
If a great wave should fall
It would fall upon us all
Well I hope there's someone out there
Who can bring me back to you
"Wherever You Will Go" – The
Calling
Aku memaknai lagu ini sebagai bahasa
kalbumu kepadaku. Lagu perpisahan darimu buatku. sebelum jarak menjauhkan kita.
Tapi saat itu dan hingga kinipun aku belum bisa mendapatkan jawaban dari semua
pertanyaanku akan apa yang kurasakan.
Mencintaimu mengajarkanku akan rasa
kesetiaan juga pengabdian. Aku belajar tegar dan ikhlas darinya. Tanpa berharap
banyak, aku terus berusaha untuk tetap hidup dalam keyakinan akan hal baik yang
akan kudapatkan suatu saat nanti. Mungkin nyeri di ulu hati saat menahan rindu
kepadamu akan selalu ada. Namun aku bisa merasakannya dengan lapang dada. Anggap
saja itu wujud lain dari perasaan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar