Ada satu kata yang selama ini
tidak bisa kuterjemahkan dengan sangat baik, ‘Pengorbanan’. Namun aku
mendapatkan jawabannya dari dialog sebuah film drama, judulnya ‘Beautiful
Creatures’. Seperti inilah dialog itu:
***
Pengorbanan.
Mendengar kata ‘pengorbanan’, orang-orang menjadi takut kalau sesuatu
akan diambil dari mereka. Atau mereka harus memberikan sesuatu yang mereka
tidak bisa hidup tanpa itu.
“Berkorban” bagi mereka berarti “kehilangan”. Di dunia yang mengatakan
kita bisa memiliki semuanya.
Tapi aku percaya pengorbanan sejati merupakan kemenangan. Karena itu
membutuhkan kesediaan kita untuk menyerahkan sesuatu atau seseorang yang kita
cintai untuk sesuatu atau seseorang yang lebih kau cintai dari dirimu sendiri.
Aku takkan berbohong kepada kalian. Layaknya judi. Pengorbanan takkan
menghilangkan rasa sakit karena kehilangan. Tapi itu kemenangan melawan
kegetiran. Kegetiran yang meredupkan cahaya pada semua nilai kebenaran dalam
hidup kita.
***
Kurasa aku menemukan benang
merahnya sekarang. Mungkin aku memang tidak diperkenankan memiliki banyak waktu
dalam suatu moment yang sangat kuharapkan. Namun dari hal itu aku belajar
tentang keikhlasan dan kesabaran. Karenanya aku jadi mengerti mengapa manusia
harus punya batasan dalam meluapkan segala sesuatu. Aku harus sanggup untuk
mengontrol segala emosi yang bergejolak dalam pikiran dan hatiku. Yang memuncak
harus bisa kuredam, yang surut harus bisa kupenuhi lagi. Intinya aku dituntut
untuk bisa menstabilkan semua rasa dalam raga juga jiwaku.
Aku tidak memiliki harapan dari
itu semua. Aku menjalaninya seperti hidup di dalamnya. Tak menganggapnya
sebagai derita, tak pula sebagai bahagia. Kunikmati semuanya. Entah getir atau
manis. Aku menerimanya sebagai jalan yang akan kulalui dan akhirnya kulewati
jika aku sudah sampai di ujungnya. Mungkin saat ini aku sedang berperan sebagai
pelantun cinta. Namun tidak menutup kemungkinan sebentar lagi aku akan
diberikan peran yang lain.
Bukannya dunia itu hanya panggung
sandiwara. Tuhan yang menciptakan segalanya. Kita hanya tahu sebagian saja. Kita
diberikan hak untuk berusaha menjadi yang terbaik. Namun sesungguhnya kita
tetap berada dalam jangkauan Pencipta. Tidak ada sesuatupun yang kita terima
tanpa seijin-NYA. Jadi saat kau memutuskan untuk hidup dalam duka atau berlari
mengejar kebahagian. Tujuan hidupmu tetaplah sama. Menjemput kematian.
Dan sebelum kau tiba untuk
menemui kematian. Kau sudah cukup diberikan waktu untuk melihat semua hal yang
perlu di perlihatkan. Baik dan buruk. Seyogyanya kamu akan memilih menjadi baik
saat kematian mendatangimu. Karena kamu dihadirkan dalam kebaikkan. Jadi tak
seharusnya kamu kembali dalam keadaan yang sebaliknya.
Sebagian kehilangan seluruh jiwanya dan menjadi pikiran.
Sebagian kehilangan seluruh pikirannya dan menjadi jiwanya.
***
Ada tempat di dalam hati
Yang takkan pernah terisi
Sebuah ruang
Kita akan lebih mengenalnya
Ada tempat di dalam hati
Yang takkan pernah terisi
Dan kita akan menunggu
Dan menunggu di ruang itu
-Bukowski-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar