Kamis, 16 Mei 2013

sacrifice


Ada satu kata yang selama ini tidak bisa kuterjemahkan dengan sangat baik, ‘Pengorbanan’. Namun aku mendapatkan jawabannya dari dialog sebuah film drama, judulnya ‘Beautiful Creatures’. Seperti inilah dialog itu:

***
Pengorbanan.

 Mendengar kata ‘pengorbanan’, orang-orang menjadi takut kalau sesuatu akan diambil dari mereka. Atau mereka harus memberikan sesuatu yang mereka tidak bisa hidup tanpa itu.

 “Berkorban” bagi mereka berarti “kehilangan”. Di dunia yang mengatakan kita bisa memiliki semuanya.

 Tapi aku percaya pengorbanan sejati merupakan kemenangan. Karena itu membutuhkan kesediaan kita untuk menyerahkan sesuatu atau seseorang yang kita cintai untuk sesuatu atau seseorang yang lebih kau cintai dari dirimu sendiri. 

 Aku takkan berbohong kepada kalian. Layaknya judi. Pengorbanan takkan menghilangkan rasa sakit karena kehilangan. Tapi itu kemenangan melawan kegetiran. Kegetiran yang meredupkan cahaya pada semua nilai kebenaran dalam hidup kita.
***

Kurasa aku menemukan benang merahnya sekarang. Mungkin aku memang tidak diperkenankan memiliki banyak waktu dalam suatu moment yang sangat kuharapkan. Namun dari hal itu aku belajar tentang keikhlasan dan kesabaran. Karenanya aku jadi mengerti mengapa manusia harus punya batasan dalam meluapkan segala sesuatu. Aku harus sanggup untuk mengontrol segala emosi yang bergejolak dalam pikiran dan hatiku. Yang memuncak harus bisa kuredam, yang surut harus bisa kupenuhi lagi. Intinya aku dituntut untuk bisa menstabilkan semua rasa dalam raga juga jiwaku.

Aku tidak memiliki harapan dari itu semua. Aku menjalaninya seperti hidup di dalamnya. Tak menganggapnya sebagai derita, tak pula sebagai bahagia. Kunikmati semuanya. Entah getir atau manis. Aku menerimanya sebagai jalan yang akan kulalui dan akhirnya kulewati jika aku sudah sampai di ujungnya. Mungkin saat ini aku sedang berperan sebagai pelantun cinta. Namun tidak menutup kemungkinan sebentar lagi aku akan diberikan peran yang lain.

Bukannya dunia itu hanya panggung sandiwara. Tuhan yang menciptakan segalanya. Kita hanya tahu sebagian saja. Kita diberikan hak untuk berusaha menjadi yang terbaik. Namun sesungguhnya kita tetap berada dalam jangkauan Pencipta. Tidak ada sesuatupun yang kita terima tanpa seijin-NYA. Jadi saat kau memutuskan untuk hidup dalam duka atau berlari mengejar kebahagian. Tujuan hidupmu tetaplah sama. Menjemput kematian.

Dan sebelum kau tiba untuk menemui kematian. Kau sudah cukup diberikan waktu untuk melihat semua hal yang perlu di perlihatkan. Baik dan buruk. Seyogyanya kamu akan memilih menjadi baik saat kematian mendatangimu. Karena kamu dihadirkan dalam kebaikkan. Jadi tak seharusnya kamu kembali dalam keadaan yang sebaliknya.

Sebagian kehilangan seluruh jiwanya dan menjadi pikiran.
Sebagian kehilangan seluruh pikirannya dan menjadi jiwanya.

***
Ada tempat di dalam hati
Yang takkan pernah terisi
Sebuah ruang
Kita akan lebih mengenalnya

Ada tempat di dalam hati
Yang takkan pernah terisi
Dan kita akan menunggu
Dan menunggu di ruang itu

-Bukowski-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar