Ada payung merah terbang di atas padang rumput hijau, di
bawah langit biru berawan putih.
Ada sedikit amarah yang datang pada diriku, saat bergelut
sengit dengan darah yang mendidih.
Payung itu terombang-ambing dimainkan angin, tepat sebelum
jatuh dia dihempaskan kembali ke angkasa.
Relung hati ini seperti mengembang lalu meramping layaknya
panas yang terusir dingin dan lalu tercium bau hangus disekitarnya.
Angin kencang membawanya ketengah padang rumput,
menjatuhkannya sekali jadi ke hamparan rumput tebal itu.
Dingin membuatku tenang dalam jengah pikiran yang seperti
benang kusut, menyegarkan memori akan nyaman dan lembutnya perhatianmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar